Memperluas Syukur

15.00 (14 Agustus 2020). Masih terekam jelas dalam ingatan betapa berdebarnya hatiku pada sore itu. Menatap layar laptop dengan penuh harap, lidah yang terus mengucap doa, tangan yang bergetar, dan tubuh yang sudah berkeringat dingin. Keresahan ini seperti hadir kembali menjelang pengumuman SBMPTN. Setelah sekian menit mengumpulkan keberanian, akhirnya aku membuka pengumuman SBMPTN itu. “Bismillahirrahmanirrahim ...” Tidak kusangka, ucapan ‘selamat’ itu kini terpantul di bola mataku yang sedang berkaca-kaca. Aku menangis bahagia dan sedih di saat yang bersamaan. Iya, aku mendapatkannya. Di pilihan kedua, bukan pilihan pertama. Aku merasa diterima dan ditolak di saat yang bersamaan pula. “Kenapa bersedih? Lihatlah ada banyak orang yang tidak seberuntung kamu untuk mendapatkan kesempatan itu hari ini. Jangan selalu melihat ke atas, lihatlah ke bawah, agar kamu bersyukur. Ayo, bersyukurlah.” Sisi lain dalam diriku seperti mengingatkanku. Akhirnya aku mengiyakan perkataannya....